Kunjungi Museum Mpu Purwa, Guru TK Lab UM Edukasi Sejarah Siswanya
Pembelajaran kreatif dan inovatif di masa pandemi sangat dibutuhkan oleh setiap guru di sekolah. Tujuannya agar siswa meskipun belajar di rumah dapat terbuka wawasannya dengan melihat penjelasan materi yang dikemas secara edukatif. Inilah yang dilakukan oleh kepala sekolah dan dewan guru KB-TK Laboratorium Universitas Negeri Malang (KB-TK Lab) kemarin berkunjung ke Museum Mpu Purwa, Jl Sukarno Hatta, Kota Malang.
“Kami ingin membuka wawasan siswa tentang sejarah secara langsung dengan melihat bukti sejarahnya di museum Mpu Purwa,” ujar Kasek KB-TK Lab UM Rahayu Asyhari, S.Pd, kemarin.
Salah satu guru KB-TK Lab UM menunjukkan arca peninggalan kerajaan kuno.
Miss Ayu begitu siswa KB-TK Lab UM menyapa Rahayu Asyhari-mengungkapkan kunjungan ke museum Mpu Purwa ini untuk menjelaskan siswa tentang sejarah Kerajaan Singosari kepada siswanya. Sejarah ini dibuktikan dengan benda bersejarah berupa arca dan sebagainya yang disimpan di museum Mpu Purwa Kota Malang. Seperti arca Brahma Catur Murka yang mempunyai 4 wajah, arca Ganesa Bunulrejo yang digambarkan seperti bayi duduk bersila dengan berkalung teratai Padma Garuda. Sayangnya di bagian leher hingga kepalanha hilang.
Melanjutkan kunjungan ke bagian lain, miss Ayu menjelaskan siswanya tentang arca bagian belakang arca Ganesa Bunulrejo ini diletakkan prasasti. Arca tersebut ditemukan di Desa Bejo, Bunulrejo. Pengamatan para guru juga terhadap arca Ghanesa yang bentuknya mirip gajah karena mempunyai belalai. Arca dalam bentuk kecil tak luput dari pengamatan, namanya arca Nandiswara, Mahaka, Durga Mahesa Surgamartini, Siwa Mahaguru, Pakudewa, dan beberapa prasasti yang bertuliskan huruf Jawa kuno salah satunya adalah prasasti prasasti Muncang.
Menjelaskan pada siswa KB-TK Lab UM tentang peperangan Majapahit.
Batu karya seniman terdahulu juga terdapat di museum Mpu Purwa, Miss Ayu mengungkapkan diantaranya kuncup teratai, batu pipisan, batu pelor.
Akhir kunjungan ke museum Mpu Purwa ini, ditutup Miss Ayu dengan menjelaskan beberapa diorama yang ada di museum. Yaitu diorama tentang penculikan Mpu Purwa, penculikan putri Kendedes, Ken Arok yang membebaskan putri Kendedes, perang kerajaan Kediri dan Tumapel, kemenangan Ken Arok dalam perang, dan ekspansi Wisnuwardana bernama Citra Mandala Jawa.
Tampak para guru dan miss Wahyu ketika berdialog dengan siswanya melalui virtual.
Diorama pembangunan Candi Jago, di Tumpang, Kabupaten Malang tidak luput dari penjelasan Miss Ayu, termasuk perluasan Kerajaan Singosari, perang Raden Wijaya dengan Kerajaan Kediri melalui bantuan tentara Tartar.
“Kami berharap pembelajaran sejarah dengan metode edukatif visual seperti ini, dapat memotivasi siswa untuk belajar tentang sejarah kotanya dan mengetahui apa saja benda bersejarah di jaman dahulu,” pungkasnya.
Sumber: https://tabloidmatahati.com/